Langsung ke konten utama

TEORI TRANSISI DEMOGRAFI MENURUT C.P. BLACKER

C. P. Blacker (1947) mengemukakan pendapatnya mengenai teori transisi demografi dengan membaginya menjadi lima tahap. Tahap pertama yaitu high stationary atau seimbang tinggi. Pada tahap ini, fertilitas dan mortalitas sama-sama tinggi dikarenakan adanya gagal panen, kelaparan, wabah, perang, dan teknologi kesehatan yang masih sangat kurang sehingga terjadi peristiwa yang dinamakan substitution effects. Hal tersebut mengakibatkan angka pertumbuhan penduduk alami sangat rendah.
Tahap ini terjadi pada abad ke 14 di Eropa. Tahap kedua yaitu early expanding atau perkembangan awal. Pada tahap ini, mortalitas menurun dikarenakan adanya kemajuan kesehatan terutama imunisasi dan anti biotik atau disebut medical breaktrough. Pertumbuhan penduduk alami mulai meningkat akan tetapi masih berjalan lambat dan tahap ini berlangsung di India sebelum Perang Dunia II. Tahap ketiga yaitu late expanding atau perkembangan akhir. Pada tahap ini, angka kelahiran turun dikarenakan industrialisasi, urbanisasi, pendidikan wanita yang meningkat, dan penggunaan kontrasepsi yang meluas. Akan tetapi, mortalitas juga tetap mengalami penurunan sehingga pertumbuhan penduduk alami menjadi cepat dan hal tersebut terjadi di Eropa Timur dan Selatan sebelum Perang Dunia II dan India setelah Perang Dunia II. Tahap ini juga terjadi di Indonesia dimana terjadi penurunan tingkat kelahiran sampai 45% dikarenakan pemakaian kontrasepsi atau KB. Tahap keempat yaitu low stationary atau seimbang rendah. Pada tahap ini, terjadi kombinasi pada masyarakat mengenai kesadaran akan kesehatan dan anak. Hal tersebut mengakibatkan laju fertilitas dan mortalitas lambat sehingga pertumbuhan penduduk alami sangat rendah. Tahap ini terjadi di Australia, New Zealand, dan Amerika Serikat pada tahun 1930-an. Tahap kelima yaitu declining atau kemunduran. Pada tahap ini, gaya hidup masyarakat modern yang tidak sehat seperti stress, kurang olahraga, dan konsumsi makanan siap saji mengakibatkan munculnya degenerative diseases yang biasa menimpa professional muda. Hal tersebut memicu munculnya konsumsi anti-depresi yang dapat berakibat buruk pada kesehatan. Pada tahap ini tingkat mortalitas lebih tinggi daripada fertilitas sehingga pertumbuhan penduduk alami bernilai negatif. Kejadian ini tidak hanya terjadi pada saat era globalisasi, hal ini sempat terjadi di Perancis sebelum Perang Dunia II serta Jerman Barat dan Jerman Timur pada tahun 1970-an. Akan tetapi pada masa tersebut penyebabnya dikarenakan tingkat mortalitas yang lebih tinggi dikarenakan generasi tua lebih banyak yang meninggal daripada munculnya generasi muda. Berdasarkan argumentasi dari Blacker, Blacker ingin menjelaskan secara akurat mengenai jalannya transisi demografi tidak hanya terpusat pada keadaan sosial budaya namun juga mempertimbangkan faktor-faktor lain seperti teknologi yang berkembang pada masa itu.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

KEBIJAKAN-KEBIJAKAN VOC DAN DAMPAKNYA TERHADAP RAKYAT JAJAHAN

Kebijakan-kebijakan VOC   dan dampaknya terhadap rakyat jajahan antara lain ;        Contingenten merupakan pajak wajib berupa hasil bumi yang langsung di serahkan kepada VOC. Dampaknya   yaitu menjadikan pendapatan rakyat berkurang karena sebagian hasil bumi mreka harus di bayarkan kepada VOC.       Hongi tochten merupakan kegiatan melakukan pelayaran hongi untuk mengawasi perdagangan VOC dari perdangangan blackmarket.

MUSIK KONTEMPORER (KONSEP, SEJARAH, TOKOH, CIRI-CIRI, FUNGSI DAN ALAT)

  Musik kontemporer adalah istilah dalam bahasa Indonesia untuk bidang kegiatan kreatif yang dalam konteks berbahasa Inggris paling sering disebut musik baru, musik kontemporer, atau, lebih tepatnya, musik seni kontemporer. Ini menjadi istilah yang paling digemari di tahun1990-an. Tetapi kesepakatan dalam penggunaan istilah ini membangkitkan pertanyaan tentang apa yang termasuk dan apa yang tidak termasuk dalam musik kontemporer. Ini menjadi sebuah inti dari perdebatan hangat dikalangan musisi dan pemikir yang biasanya mempunyai persepsi yang berbeda.